Bimocorner-Dovizioso, salah satu pembalap dengan petualangan yang cukup panjang. Debut pertama kali bersama Honda pada tahun 2008, kemudian berlanjut ke Yamaha sesaat, sebelum menorehkan tinta-tinta perak di Ducati.
Dovi juga sempat menjajal Aprilia, meski hanya sebagai test rider setengah musim. Akibat godaan Yamaha yang berhasil meluluhkan Dovi untuk kembali balapan.
Empat pabrikan, dengan dua kultur berbeda, Eropa dan Jepang. Membuat Dovi berhasil menganalisa beda antara keduanya.
Pabrikan Jepang dimata Dovi memiliki mentalitas yang kurang, meski basis mereka unggul dari Eropa. Sebaliknya, Eropa memiliki mentalitas dan sebuah paket komplit di MotoGP.
Bahkan secara jumawa, Dovi mengatakan bahwa Pabrikan Eropa berhasil merubah wajah MotoGP. Tidak hanya musim ini, namun sejak 5 tahun yang lalu, mereka telah melakukannya, dan mungkin dimasa yang akan datang.
“Struktur pabrikan Eropa sepenuhnya berbeda jika dibandingkan dengan Jepang. Seberapa keras mereka mendorong, seberapa besar risiko yang mereka ambil, jelas jauh berbeda dengan pabrikan Jepang. Itu sepenuhnya mengubah MotoGP, sudah dapat dipastikan. Namun, bukan hanya musim ini saja," kata Dovizioso yang kian menyudutkan pabrikan Jepang (Honda, dan Yamaha, karena Suzuki belum dia rasakan, sudah bubar duluan).
Tidak ada yang tahu, maksud dari Dovizioso ini. Apakah ini merupakan penilaian yang murni, atau rasa sakit hati karena telah dipermalukan dengan pensiun yang tidak berkesan setelah karirnya hancur musim ini ?.
Yang pasti, secara tidak sadar, Dovi telah menabuh genderang perang dengan Pabrikan Jepang. Dia menempatkan posisinya sebagai antagonis, sesuatu yang terlalu berani menurut saya.
Artikel Terkait : MotoGP Flash : Alasan Dovizioso Putus Dengan Ducati dan Gaji Marquez Yang Tidak Dipotong Honda