Bimocorner-kedekatan Rossi dengan Bagnaia memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Keduanya menjalin ikatan antara guru dan murid yang sangat solid. Meski sudah menjadi pembalap di kelas tertinggi, Bagnaia tidak pernah lupa membagikan ceritanya terkait balapan kepada Rossi.
Salah satunya adalah soal perasaan yang dia alami sehari sebelum balapan Valencia dimulai. Rossi menjadi salah satu teman curhat bagi Bagnaia yang setia mendengar ceritanya.
Bagnaia mengaku ingin sekali tidur nyenyak di malam sebelum balapan dimulai. Namun, usahanya gagal total dan malah membuatnya hanya tidur 2-3 jam saja.
Rasa grogi sebelum final race tidak bisa dihindari Bagnaia. Meskipun dia sudah unggul 23 poin dari Quartararo, dan hanya butuh satu skenario yang bisa membatalkan gelarnya.
Rossi yang mendengar cerita Bagnaia, mencoba untuk menenangkan perasaan muridnya itu. Dirinya menceritakan kembali, bahwa momen tidak bisa tidur adalah hal yang wajar.
Rossi mengalami hal yang sama saat dia memasuki final race dan gelar belum bisa dia kunci. Rasa grogi dan gelisah menyelimutinya semalaman, yang malah membuat rasa kantuk tidak kunjung datang.
"Aku selalu berbicara dengannya, banyak topik yang kami obrolkan. Aku juga berusaha memahami kejiwaannya, namun dia malah meyakinkanku bahwa semuanya baik-baik saja...
...Dia juga mengatakan kepadaku bahwa dia ingin tidur dengan nyenyak, tetapi hal seperti itu jelas tidak mungkin mudah dilakukan. Dimana Malam-malam sebelum penentuan Kejuaraan Dunia, akan terasa sangat sulit untuk tidur, bahkan kamu akan tidur hanya 2 atau 3 jam," kata Rossi.
Dan memang sangat terlihat sesaat sebelum race. Rawut wajah Bagnaia yang sangat tegang. Berbeda 180 derajat dari Quartararo yang lebih santai dan tanpa beban.
Baca Juga : Lap to Lap MotoGP Valencia 2022 : Kado Perpisahan Alex Rins Kepada Suzuki, Dan Bagnaia Juara
Namun semua ke khawatirannya terbayar lunas dengan hasil akhir yang membuat Pecco Bagnaia keluar sebagai juara dunia Moto GP 2022.
