Bimocorner-semenjak diperkenalkan pada tahun 2018 silam, Suzuki sejatinya sudah menempatkan Nex II pada segemen yang tepat. Dimana Matic Entry Level memang tengah digandrungi kaum milenials.
Suzuki Nex II pun juga dibekali dengan desain yang simple, dan bergaris tegas. Serta harga yang sebenarnya juga sangat bersaing dengan kompetitor mereka seperti : Honda Beat, Mio M3, ataupun Honda Vario.
Dengan senjata-senjata yang telah diberikan oleh Suzuki. Nex II diatas kertas harusnya bisa memenangkan persaingan pasar. Namun, coba deh kamu lihat di jalanan dekat rumahmu. Berapa banyak Nex II yang lewat, kalau di dekat rumah saya, baru menemukan dua. Itupun tidak kelihatan lagi.
Jika dibedah lebih lanjut, ada beberapa alasan yang bisa menjadi latar belakang gagalnya Nex II di pasar. Seperti terlambat untuk masuk ke pasar, karena kalau kita mengkaji ulang, mulai meledaknya pasar matic di Indonesia. Mungkin itu sekitaran tahun 2011, atau 7 tahun sebelum munculnya Nex II.
Kehadiran Nex II mungkin saja menarik minat pasar, namun mereka lupa satu hal. Kalau pasar telah membentuk sebuah komunitas tersendiri, dimana motor matic seperti Beat, Vario ataupun Mio sudah sangat melekat di pasar.
Faktor kedua, after sales Suzuki yang semakin tidak baik, terlebih setelah mereka menutup beberapa bengkel resmi. Disini muncul sebuah rasa khawatir, kalau sulit untuk mendapatkan part orisinil dari Suzuki Nex II.
Meskipun saat ini masuk era E-Commerce, namun tidak semua pengguna adalah orang yang melek teknologi. Apalagi ini kan segmennya juga matic entry level, bukan kelas premium. Bandingkan saja jumlah bengkel resmi Yamaha dan Honda dengan Suzuki, bisa 1-10 mungkin.
Nah faktor berikutnya ini mungkin saya minta pendapatnya dari kamu sekalian, menurutmu, faktor apa yang membuat Nex II sulit dilirik oleh pembeli ? tuliskan di kolom komentar ya.