Bimocorner-Dorna lagi-lagi berulah, mereka menerapkan sistem komunikasi baru yang menggunakan perantara radio. Sistem ini, memungkinkan orang di padock bisa bicara langsung dengan pembalap.
Sekilas memang baik-baik saja, namun setelah regulasi ini diterapkan. Keluhan demi keluhan datang, termasuk salah satunya adalah Pecco Bagnaia.
Bahkan, Bagnaia siap untuk didenda. Ketimbang harus menggunakan alat yang menyiksa tulangnya.
“Saya telah menguji sistem ini dan ternyata 'meremas tulang Anda' (menyakitkan): hanya dengan menghabiskan 30 detik dengan jari-jari Anda di dalamnya (untuk mengaktifkannya).
“Itu mulai terasa sakit, bayangkan 40 menit berkendara, Ini tidak masuk akal, jadi saya memilih kena denda. Kami memiliki semua sistem.
“yang memungkinkan untuk memperingatkan tentang apa pun: dasbor, papan, jadi kami tidak membutuhkan komunikasi lain yang dapat mengalihkan perhatian kami. Kami mengendarai motor yang tidak memungkinkan hal itu,” kata Bagnaia.
Tentu, Bagnaia terkesan egois dengan keputusannya. Namun, siapa yang akan menerima, sebuah regulasi yang malah membuat kita tersiksa ?.
Dorna harusnya mengkaji lebih dalam terlebih dahulu tentang sebuah regulasi. Mereka wajib melakukan penyempurnaan dalam penerapan regulasi.
Karena sejauh ini, sepengamatan saya. Dorna terkesan terburu-buru untuk memperkenalkan sebuah regulasi baru. Mereka hanya mencomot apa yang ada di Formula 1, tanpa berpikir panjang dulu.
Akhirnya, Moto GP menjadi ajang yang membosankan dalam beberapa musim terakhir. Dan coba diperhatikan, semua bermuara pada regulasi.