Bimocorner-Pada akhir tahun 2020, Kawasaki Indonesia secara berani merilis produk baru sport full fairing dengan harga super premium. Padahal saat itu, kondisi ekonomi dunia sedang hancur akibat datangnya sebuah pandemi.
Namun, Kawasaki Indonesia cukup pintar dengan menghadirkan produk yang belum pernah ditawarkan sebelumnya oleh pabrikan-pabrikan lain. Yakni sebuah motor sport full fairing 250 cc, dengan 4 silinder yang diberi nama Kawasaki ZX25R.
Pemberitaan pun langsung menyebar, dan membuat Kawasaki Indonesia sempat kuwalahan karena besarnya minat Orang Indonesia untuk membeli Kawasaki ZX25R.
Puncaknya adalah Kawasaki Indonesia seperti ketiban Durian Runtuh dari ZX25R saat itu. Mereka berhasil menjual 2.400 unit dalam setahun. Melewati target mereka yang hanya 2.000 unit per tahun.
Namun romansa itu ternyata tidak bertahan lama, karena kalau kita melihat saat ini, Kawasaki ZX25R mulai dilupakan oleh konsumen.
Kenapa Kawasaki ZX25R mulai dilupakan ?.
Harga Yang Mahal
Salah satu faktor yang membuat Kawasaki ZX25R mulai dilupakan adalah harganya yang mahal untuk sebuah motor bermesin 250 cc. Untuk versi standarnya, ZX25R dibandrol dengan harga Rp. 110.900.000.
Sementara untuk ZX25R Special Edition, dibandrol dengan harga Rp. 127.100.000. Dan ada satu lagi varian ZX25R KRT Edition, yang dbandrol dengan harga Rp. 133.500.000.
Dengan harga yang sudah menembus seratus juta rupiah, membuat Kawasaki ZX25R sulit untuk dijangkau oleh semua kalangan. Akhirnya, mereka lebih memilih ke varian 250 cc lain yang lebih murah.
Kencang di Suara Namun TIdak di Power
Kawasaki ZX25R memang dikenal dengan suara nya yang kencang dan merdu, mengingat motor ini menggunakan 4 silinder. Namun tetap saja, tidak bisa dielakan kalau ZX25R masih menggunakan mesin berkapasitas 250 cc, yang punya power maksimum 35,2 kW {47 PS} / 15.500 rpm.
Ketika trend fomo itu mereda, maka konsumen mulai berpikir untuk membeli motor bekas yang memiliki cc lebih besar dengan menambah sedikit uang yang mereka miliki. Ketimbang membeli Kawasaki ZX25R.
Biaya Service dan Spare Part
Jarang sekali kita temui, Pemilik Kawasaki ZX25R melakukan service motornya ke bengkel biasa. Mereka seringkali memilih bengkel resmi untuk perawatan ZX25R miliknya. Hal ini dikarenakan, ada alat khusus dari Kawasaki untuk mendiagnosa ZX25R.
Ketergantungan ini, membuat opsi biaya service Kawasaki ZX25R tidak bisa sebebas motor lainnya. Mereka harus terikat dengan bengkel resmi.
Selain biaya service, hampir mayoritas spare part milik Kawasaki ZX25R belum diproduksi di Indonesia. Banyak yang harus impor dulu dari luar negeri.
Dan ini menyebabkan, harga spare part dari Kawasaki ZX25R ikut melambung tinggi.
Kondisi Ekonomi Yang Lesu
Setelah pandemi selesai, kondisi ekonomi global tidak serta-merta membaik. Bahkan, masih banyak negara yang ekonomi nya lesu.
Inilah yang membuat penjualan ZX25R tidak segacor awal perilisannya. Karena memang fokus konsumen sekarang lebih kearah untuk bertahan hidup, ketimbang gaya hidup.
Kesimpulan
Kawasaki ZX25R akan tetap menjadi sebuah motor yang memiliki segmentasi khusus. Sehingga, jika ingin konsisten dalam penjualan. Kawasaki harus merawat komunitas yang sudah terbentuk.
Karena dengan inilah, ekosistem dalam penjualan Kawasaki ZX25R bisa terjaga. Minimal, mereka bisa menjual part-part accesories untuk menjaga kesetabilan pendapatan, ketika penjualan unit ZX25R menurun.
Kalau menurut kamu, faktor apa yang membuat Kawasaki ZX25R mulai dilupakan oleh konsumen ? coba share pendapat kamu di kolom komentar dibawah.